Prinsip Dasar Falsafah Akhlak Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany dan Implikasinya dalam Pendidikan di Indonesia

  • Tatang Hidayat Prodi Pendidikan Agama Islam Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia http://orcid.org/0000-0002-9406-6304
  • Syahidin Syahidin Prodi Pendidikan Agama Islam Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia
  • Ahmad Syamsu Rizal Prodi Pendidikan Agama Islam Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia
Keywords: Falsafah Akhlak, Indonesia, Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany, Pendidikan

Abstract

Tulisan ini bertujuan membahas prinsip-prinsip dasar falsafah akhlak Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany dan implikasinya dalam pendidikan di Indonesia. Pendekatan pembahasan menggunakan metode kualitatif dan studi literatur. Berdasarkan hasil pembahasan, prinsip dasar akhlak Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany terdiri dari 6 prinsip. Pertama, percaya  pentingnya akhlak dalam hidup. Kedua, percaya bahwa akhlak itu sikap yang mendalam dalam jiwa. Ketiga, percaya bahwa akhlak ialah mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat bagi individu dan masyarakat. Keempat, percaya tujuan akhlak ialah mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat bagi individu dan masyarakat. Kelima, percaya akhlak itu sesuai dengan fitrah manusia. Keenam, percaya teori akhlak tidak sempurna kecuali ditentukan sebagian konsep-konsep asas seperti akhlak hati nurani, paksaan akhlak, hukum akhlak, tanggung jawab akhlak, dan ganjaran akhlak. Implikasinya, pendidikan akhlak sangat penting untuk dijadikan instrumen pokok dalam menentukan kebijakan pada semua jenjang pendidikan di berbagai institusi pendidikan.

This paper aims to discuss the basic principles of akhlaq philosophy of Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany and its implications in education in Indonesia. The discussion approach uses qualitative methods and literature studies. Based on the results of the discussion, Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany’s basic prinsiples of akhlaq consist of 6 principles. First, believe in the importance of akhlaq in life. Second, believe that akhlaq is a deep attitude in the soul. Third, believe that akhlaq are to achieve world and the hereafter happiness for individuals and society. Fourth, believe the goal of akhlaq is to achieve happiness of the world and the hereafter for individuals and society. Fifth, believe akhlaq is accordance with human nature. Sixth, believe akhlaq theory is imperfect unless it is determined in part by basic concepts such as akhlaq conscience, akhlaq coercion, akhlaq law, akhlaq responsibility, and akhlaq rewards. The implication is that akhlaq education is very important to be used as the main instrument in determining policy at all levels of education in various educational institutions.

References

Abdurrahman, H. (2018). Nizham Fi Al-Islam Pokok-Pokok Peraturan Hidup Dalam Islam. Bogor: Al-Azhar Press.

Aji, W. (2013). Kasus Tawuran Pelajar Jakarta Terus Meningkat Tahun Ini.

Al-Syaibany, O. M. al-T. (1979). Falsafah Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang.

Bafadhol, I. (2017). Pendidikan Akhlak Dalam Perspektif Islam. Jurnal Edukasi Islami, 6(12), 45–61.

Candra, A. (2014). Fakta HIV AIDS Ini Wajib Diketahui Remaja. Retrieved December 2, 2016, from http://health.kompas.com/read/2014/01/24/0944493/Fakta.HIV/AIDS.Ini.Wajib.Diketahui.Remaja.

Ernita Dewi. (2011). Akhlak dan Kebahagiaan Hidup Ibnu Maskawaih. Jurnal Substantia, 13(9), 257–266. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Faida, A. (2015). Implementasi Pembelajaran Aqidah Akhlak Dalam Pembentukan Karakter Siswa (Studi Multi Kasus di MIN Pundensari dan MI Plus Sabilul Muhtadin Pakisrejo Rejotangan Tulungagung). Tulungagung: IAIN Tulungagung.

Hamim, N. (2014). Pendidikan Akhlak : Komparasi Konsep Pendidikan Ibnu Miskawaih dan Al-Ghazali. Ulumuna Jurnal Studi Keislaman, 18(1), 21–40.

Hidayat, T., Rizal, A. S., & Fahrudin. (2018a). Peran Pondok Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia. Ta’dib : Jurnal Pendidikan Islam, VII(2), 1–15. Retrieved from https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/tadib/article/view/4117/2485

Hidayat, T., Rizal, A. S., & Fahrudin. (2018b). Pola Pendidikan Islam di Pondok Pesantren Mahasiswa Miftahul Khoir Bandung Dalam Membentuk Kepribadian Islami. Ta’dib : Jurnal Pendidikan Islam, VII(1), 9–19. Retrieved from https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/tadib/article/view/3770/2247

Hidayat, T., & Suryana, T. (2018). Menggagas Pendidikan Islam : Meluruskan Paradigma Pendidikan di Indonesia. Jurnal Pendidikan Islam Indonesia, 3(1), 75–91. Retrieved from http://ojs.pps-ibrahimy.ac.id/index.php/jpii/article/view/133/93

Hidayat, T., & Syafe’i, M. (2018). Filsafat Perencanaan dan Implikasinya dalam Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Lentera Pendidikan, 21(2), 188–205. https://doi.org/https://doi.org/10.24252/lp.2018v21n2i5

Kristanti, E. Y., & Susila, S. B. (2012). Menkes: 2010, 2 Juta Remaja Lakukan Aborsi.

Lubis, A. S. (2012). Konsep Akhlak Dalam Pemikiran al-Ghazali. Hikmah, VI(1), 58–67.

Maghfiroh, M. (2016). Pendidikan Akhlak Menurut Kitab Tahzib Al-Akhlaq Karya Ibnu Miskawaih. Tadris, 11(2), 76–89.

Mahfudhi, A. (2016). Konsep Pendidikan Menurut Ibnu Miskawih ( Transformasi Antara Filsafat dan Agama ). Jurnal Studi Islam, 3(1), 1–8.

Maulida, A. (2013). Konsep dan Desain Pendidikan Akhlak Dalam Islamisasi Pribadi dan Masyarakat. Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam, 2, 358–375.

Murdaningsih, D. (2015). Duh, 14 Juta Remaja Pernah Konsumsi Miras. Retrieved January 31, 2019, from http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/03/09/nkxtfw-duh-14-juta-remaja-pernah-konsumsi-miras

Muthoharoh. (2014). Konsep dan Strategi Pendidikan Akhlak Menurut Ibnu Miskawaih dalam Kitab Tahdzib Al-Akhlak. Skripsi. Semarang: Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo. Retrieved from http://eprints.walisongo.ac.id/5416/1/103111076.pdf

Pengguna Narkoba di Kalangan Remaja Meningkat. (2013). Retrieved January 31, 2019, from http://regional.kompas.com/read/2013/03/07/03184385/Pengguna.Narkoba.di.Kalangan.Remaja.Meningkat

Rizal, A. S. (2015). Orientasi dan Konteks Sosial Pendidikan Islam (Memahami Dimensi Eksiologis Pendidikan Islam). Jurnal Pendidikan Agama Islam - Ta’lim, 13(1), 1–15.

Rizal, A. S., & Anjaryati, F. (2016). Character Building: Telaah Pemikiran Ibnu Miskawaih Tentang Pendidikan Karakter. Jurnal Pendidikan Agama Islam - Ta’lim, 1(1), 111–118.

Robiatul Adawiyah. (2017). Konsep Pendidikan Akhlak Ibnu Miskawaih. Jakarta: Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah.

Saputra, A. (2014). Konsep Pendidikan Akhlak dan Implikasinya Dalam Pendidikan Agama Islma (Studi atas Pemikiran Syed Naquib Al-Attas dan Ibnu Miskawaih. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Subekhi, A. (2016). Parah Akibat Seks Bebas 47 Siswi di Ponorogo Hamil. Retrieved January 31, 2019, from http://daerah.sindonews.com/read/1129869/23/parah-akibat-seks-bebas-47-siswi-di-ponorogo-hamil-1470728031

Suherman. (2016). Pendidikan Akhlak Dalam Perspektif Islam. Jurnal An-Nur, 3(02), 117–133.

Usman, I. K. (2001). Konsep Pendidikan Ibnu Miskawaih dan Ibnu Khaldun, 1–16.

Zamroni, A. (2017). Strategi Pendidikan Akhlak Pada Anak. Sswwa, 12(2), 241–264.
Published
2019-03-28
How to Cite
Hidayat, T., Syahidin, S., & Rizal, A. (2019). Prinsip Dasar Falsafah Akhlak Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany dan Implikasinya dalam Pendidikan di Indonesia. Islamic Research, 2(1), 10-17. https://doi.org/https://doi.org/10.47076/jkpis.v2i1.13
Section
Islamic Education, Culture, and Social Interaction